Senin, 04 Mei 2015

Memilih untuk Berdoa Dan Berpuasa

Seorang raja juga dapat menjadi takut. Yosafat, seorang raja yg pernah menjadi takut ketika mendapat berita bahwa Bani Amon dan Bani Moab menyerang. Ketakutan bisa datang kepada siapa saja tanpa alasan yg jelas. Yosafat kehilangan objektifitas untuk berpikir ketika diliputi ketakutan.  Hal ini juga ditunjukkan  kepada murid-murid Yesus ketika ketakutan menghadapi angin sakal, ketika Yesus berjalan diatas air, mereka berpikir bahwa itu adalah hantu. Kehilangan objektifitas akan membuat pikiran kita terhadap sumber pertolongan menjadi negatif. Namun, ketika ketakutan itu datang kepada Yosafat, Yosafat mencari Tuhan, berseru, dan berpuasa. Mendisiplinkan diri untuk berdoa dan berpuasa  adalah tindakan iman supaya kita bisa percaya bahwa Allah adalah sumber pertolongan. Apa yg dilakukan Yosafat membuat Tuhan memberi kekuatan untuk Yosafat.Kekuatan manusia tidak akan memberi jalan keluar.

Allah berjanji bahwa Ia akan berperang dan kita berdiam diri (2 Taw 20:15; Kel 14:14) dan akan memberi jalan keluar sehingga bangsa Israel menikmati kemenangan. Alangkah luar biasa ketika kita berdoa dan berpuasa, karena Allah melimpahkan kekuatannya dan mencukupkan apa yg kita butuhkan. Rasa takut membuat kekuatan kita kecil. Sudah saatnya kita duduk diam dibawah kaki Tuhan dan menygkal diri. Tanpa penygkalan diri dan berdoa kita tidak akan bisa bertahan hidup menghadapi masalah. Mengapa yg dilakukan Yosafat berkenan di hadapan Tuhan? Karena Yosafat tidak menunda apa yg Tuhan perintahkan. 2 Taw 16:9, Raja Asa menjadi pribadi yg berkenan dihadapan Tuhan sehingga mata Tuhan tertuju padanya. Tapi karena raja Asa melakukan hal yg bodoh, maka ia mengalami peperangan. Dgn apa Yosafat bertindak? Ia melakukannya dgn menaikkan pujian (ay 26). Allah akan melimpahkan kekuatannya bagi orang yg mau berdoa & berpuasa serta memuji Tuhan.


(FT  Ibadah Minggu Sore, 08 Maret 2015, Oleh : Pdt Yohanes Simanjuntak)

Tidak ada komentar: