Seorang
raja juga dapat menjadi takut. Yosafat, seorang raja yg pernah menjadi takut
ketika mendapat berita bahwa Bani Amon dan Bani Moab menyerang. Ketakutan bisa datang
kepada siapa saja tanpa alasan yg jelas. Yosafat kehilangan objektifitas untuk
berpikir ketika diliputi ketakutan. Hal
ini juga ditunjukkan kepada murid-murid
Yesus ketika ketakutan menghadapi angin sakal, ketika Yesus berjalan diatas
air, mereka berpikir bahwa itu adalah hantu. Kehilangan objektifitas akan
membuat pikiran kita terhadap sumber pertolongan menjadi negatif. Namun, ketika
ketakutan itu datang kepada Yosafat, Yosafat mencari Tuhan, berseru, dan berpuasa. Mendisiplinkan diri
untuk berdoa dan berpuasa adalah
tindakan iman supaya kita bisa percaya bahwa Allah adalah sumber pertolongan.
Apa yg dilakukan Yosafat membuat Tuhan memberi kekuatan untuk Yosafat.Kekuatan
manusia tidak akan memberi jalan keluar.
Allah
berjanji bahwa Ia akan berperang dan kita berdiam diri (2 Taw 20:15; Kel 14:14)
dan akan memberi jalan keluar sehingga bangsa Israel menikmati kemenangan.
Alangkah luar biasa ketika kita berdoa dan berpuasa, karena Allah melimpahkan
kekuatannya dan mencukupkan apa yg kita butuhkan. Rasa takut membuat kekuatan
kita kecil. Sudah saatnya kita duduk diam dibawah kaki Tuhan dan menygkal diri.
Tanpa penygkalan diri dan berdoa kita tidak akan bisa bertahan hidup menghadapi
masalah. Mengapa yg dilakukan Yosafat berkenan di hadapan Tuhan? Karena Yosafat
tidak menunda apa yg Tuhan perintahkan. 2 Taw 16:9, Raja Asa menjadi pribadi yg
berkenan dihadapan Tuhan sehingga mata Tuhan tertuju padanya. Tapi karena raja
Asa melakukan hal yg bodoh, maka ia mengalami peperangan. Dgn apa Yosafat bertindak?
Ia melakukannya dgn menaikkan pujian (ay 26). Allah akan melimpahkan
kekuatannya bagi orang yg mau berdoa & berpuasa serta memuji Tuhan.
(FT Ibadah Minggu Sore, 08 Maret 2015, Oleh : Pdt Yohanes Simanjuntak)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar