Minggu, 07 November 2010

Penolong yang baik

Tgl 05 November 2010, tepatnya hari Jumat, kamisekeluarga mendapat kabar bahwa ada keluarga yg dipanggil Tuhan. Kami harus berangkat jam 8 malam krn jam2 sebelumnya ada acara ibadah yg harus orangtuaku hadiri.
Kebetulan rumah saudara kami cukup jauh. Sekitar 1 jam perjalanan. Sepanjang perjalanan kami menikmatinya dengan lelucon2 lucu dari beberapa saudaraku yg kebetulan ikut menumpang dimobil kami. Tetapi agak kurang lengkap karena aku duduk di belakang,sedangkan si 'abang' menyetir mobil bersama papa.

Setelah kami sampai kami mengikuti beberapa acara adat yg biasa dilakukan suku batak untuk menunjukkan rasa bela sungkawanya dan mampir sejenak kerumah adik papaku yg biasa dipanggil "uda".

Kami selesai berbincang2 sekitar pukul 00.10 kemudian memutuskan untuk pulang.
Perjalanannya memang jauh, setengah perjalanan kami lalui dan semua berjalan dengan lancar.
Kami sudah melewati daerah perkotaan dan tiba dijalur lintas ke arah kota "metro" dimana rumah kami berada. Jalur itu yaitu "trimurjo" dan "simbaringin".
Jalur2 tersebut jarang ada rumah2. Hampir disepanjang kanan dan kiri jalur hanya sawah juga saluran air yang biasa mereka sebut "ledeng".
Tiba2 lampu mobil kami mati. Sepertinya dinamonya bermasalah. Wah spontan kami bingung. Kami berhenti dan tidak bisa melanjutkan perjalanan karena suasana yg sangat gelap, tidak ada lampu2 jalan. Kendaraanpun jarang yang lewat pada jam2 tersebut, kalaupun ada pasti melaju cepat karena memang dijalur2 seperti itu yang ditakuti adalah adanya begal.

Kami berhenti sejenak, beberapa saudara turun dan sang 'abang' yang mengendarai tetap di mobil. Sampai pada akhirnya kami melihat sebuah mobil box lewat. Si abang melambaikan tangan tanda meminta kendaraan tersebut berhenti sejenak.

Puji Tuhan mobil itu berhenti, dan tidak takut dengan keberadaan kami ditengah kegelapan.
Si abang pun menjelaskan keadaan kami dan si supir rela membantu kami.

Mobil box tersebut berjalan pelan2 di depan kami supaya kami dapat mengikuti mobil tersebut dengan pencahayaan yang dia miliki. Lampu sen selalu dia nyalakan supaya sekiranya ada kendaraan lain yg lewat bisa berhati2.
Kurang lebih 40 menit supir tersebut memberikan penerangan kepada kami melewati jalur gelap yang harus kami lalui untuk mencapai kota metro.
Setelah kami memasuki kota metro mulai banyak lampu jalan, penerangan sangat cukup untuk kami berkendara tanpa bantuan lampu mobil.

Mobil tersebut berhenti, kami pikir dia hendak berhenti menolong kami karena kami sudah samapi di kota metro dengan penerangan yg baik. Ternyata supir tersebut turun hanya utk bertanya kemana lokasi yang kami tuju. Mungkin supir tersebut berpikir kami adalah pendatang krn memang nomor polisi mobil kami adalah jakarta yaitu "B", sedangkan untuk lampung "BE".

Diluar duagaan si supir melanjutkan pencahayaan untuk menolong kami. Sampai dengan lokasi yang memang tidak terlalu jauh dengan rumah. Sang supir kemudian turun kembali dan berkata bahwa dia hanya bisa membantu sampai dengan tempat itu.

Kami bersyukur sekali. Ditengah2 keadaan yang menurut kami menakutkan Tuhan selalu memberi penolong. Akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami sekitar 10 menit untuk sampai dirumah, dan kami samapi dengan selamat.

Samapi dengan sekarang kami tidak tahu nama dan tempat tinggal supir tersebut, tapi aku berdoa dan percaya bahwa Tuhan juga PASTI akan menoolong setiap masalah dia, mungkin gag melalui aku dan keluargaku tapi melalui oranglain.
Aku belajar untuk mau berkorban menolong oranglain, siapapun itu..

Trimakasi ya pak supir box (siapa tau bapak itu baca).

:D

Tidak ada komentar: